KOPI PAGI "BINA KREATIF"

“Bina Kreatif” talks about………….

TK Sebagai Sarana Persiapan Untuk SD

Bisa dikatakan TK seperti “kawah candradimuka”-nya anak-anak sebelum mereka memasuki jenjang sekolah dasar. Mengapa dikatakan demikian? Karena banyak sekali keuntungan yang didapat anak dibangku taman kanak- kanak dibandingkan anak yang tidak pernah di TK tetapi langsung masuk SD. Anak yang duduk di bangku TK memiliki peluang yang lebih besar untuk mengembangkan ketrampilan – ketrampilan dasar sehingga pada saat akhir tahun ajaran anak sudah siap mengikuti pelajaran di tingkat sekolah dasar yang tentunya menuntut pola berpikir berbeda dibandingkan dengan saat anak masih di TK.Sudah banyak wacana yang muncul tentang apa saja yang seharusnya diajarkan di TK. Perlukah anak – anak kita belajar membaca, menulis, dan berhitung di usia TK? Ada yang menjawab perlu karena melihat perkembangan dunia yang semakin maju(sehingga dengan semangat mengikutkan anaknya les baca tulis). Namun ada juga yang berpendapat tidak perlu karena dampak negatifnya pada perkembangan emosional anak. Tapi ada satu kata sepakat, bahwa dunia anak adalah dunia bermain.

Banyak sekali sekolah-sekolah TK yang menawarkan metode belajar sambil bermain. Namun yang harus dicermati apakah hal itu sudah berjalan sebagaimana mestinya. Banyak sekolah yang sudah (atau lupa????) tidak menjalankan komitmen ini. Bahkan ironisnya ada TK yang menganggap sekolahnya berhasil bila dapat membuat anak didiknya cepat membaca, menulis, dan berhitung. Banyak orang tua khususnya wali murid TK yang mengeluhkan anaknya tidak mau belajar,maunya main melulu, kalau diajari susah, tidak mau menurut, dan lain- lain. Kedengarannya jadi lucu, mengapa para orangtua jadi begitu khawatir kalau anaknya lebih senang bermain ketimbang belajar? Bukankah dunia anak- anak ini adalah bermain? Kita tidak boleh menyepelekan makna bermain bagi anak diusia ini. Bagi anak-anak, bermain sama halnya dengan belajar. Belajar untuk bersosialisasi, bekerjasama, empati, kemandirian, setia kawan,menahan keinginan dan segudang manfaat positif lainnya.Bahkan kata pakar psikologi perkembangan anak nih….. bermain bagi anak bisa sebagai sarana untuk melepaskan beban diri alias depresi psikologi. Dengan bermain anak memiliki sarana untuk menetralkan suasana hatinya yang sedang kacau.

Yang terpenting dan harus disadari adalah masa anak – anak awal ( 2 sampai dengan 7 tahun) berada dalam tahap praoperasional. Ini berarti melihat segala sesuatu terbatas pada hal – hal yang bisa diamati atau diobservasi. Semua yang dilihat oleh anak dianggap sebagai bagian dari dirinya. Anak usia ini bisa dikatakan berada dalam fase persiapan berpikir operasional.Sebelum kita sampai pada pembahasan lebih lanjut, ada baiknya kita mengenal dulu ya… apa saja sih yang sering terjadi pada rentang usia 2 sampai 7 tahun.

Lebih senang bermain,
Mengutip ungkapan tokoh pendidikan Maria Montesori bahwa pekerjaan anak- anak adalah bermain. Dengan bermain anak memiliki media untuk menguji berbagai kemampuan diri, bereksperimen dengan peran- peran yang ada, belajar mengolah emosi, mengurangi ketegangan, dan melatih motorik kasar maupun motorik halus.

2. Membentuk kelompok bermain,
Anak mengalami masa transisi dan lebih dekat dengan teman- teman bermainnya ketimbang mendengarkan nasihat dan menuruti keinginan orang tuanya.

3.Berada dalam tahapan eksplorasi.
Periode eksplorasi ini sebenarnya merupakan masa emas anak dalam mengembangkan rasa ingin tahunya dan menandakan adanya perkembangan kognitif. Pada masa ini orang tua harus siap dengan serangan pertanyaan yang bertubi- tubi dari anak.Seringkali orang tua dibuat bingung dengan pertanyaan yang sulit dijawab dan kalaupun bisa dijawab si anak justru tidak paham dengan jawaban orang tua.Yang lebih menggemaskan lagi kalau anak mulai menanyakan sesuatu berulang- ulang. Tetapi semua ini harus disikapi dengan bijaksana, karena konon katanya anak yang sering bertanya menandakan anak kita kritis, cerdas, dan kreatif.

4. Membentuk konsep diri.
ANak mulai mengenal siapa dirinya. Pengenalan terhadap identitas diri membuat anak mulai mengerti perbedaan peran pada masing- masing orang. Anak mulai menunjukkan ke”aku”an nya.Disatu sisi ia merasa sudah bisa melakukan segalanya sendiri, tetapi disisi lain ia masih butuh bantuan ayah dan ibunya.Kondisi ini seringkali membingungkan bagi anak.

5. Sering berimajinasi
Diusia ini daya imajinasi anak sangat tinggi melebihi batas penalaran orang dewasa.Mungkin kita sering melihat anak kita berpura- pura menjadi superman atau menjadi naruto, bahkan ada yang berimajinasi dikejar raksasa. Daya imajinasi ini terjadi karena anak belum paham mana yang realita dan mana yang hanya khayalan.Namun sejalan dengan usia biasanya kebiasaan berkhayal mulai berkurang. Ini dimungkinkan karena pemahaman anak terhdap realita hidup bertambah.

6. Munculnya sifat negative,
Sifat negative seperti tidak menurut, keras kepala,negativisme,dan iri hati sering kali muncul dalam keseharian anak.Nah yang pertama harus dilakukan orang tua tidak boleh mencap anak sebagai anak bandel, nakal, bodoh, dsb.karena itu semua akan membekas dalam diri anak sampai anak dewasa. Orang tua sebaiknya menerapkan disiplin yang konsisten berikut dengan konsekuensi yang harus diterima anak apabila melanggar aturan.Tentu saja semua aturan tersebut harus disepakati bersama dengan anak.

Dengan melihat karakter anak seperti yang sudah dijabarkan diatas, tentunya kita semakin paham tentang apa dan bagaimana seharusnya anak – anak kita ini belajar.
Adapun yang harus dipersiapkan di taman kanak-kanak adalah:

Kemampuan dasar skolastik,adalah kemampuan untuk mendengarkan dan berkonsentrasi.Di TK walaupun jam sekolah umumnya dua setengah jam, hal seperti ini sudah diajarkan.Kapan anak harus mendengarkan dan kapan anak harus mengerjakan tugas- tugas yang diintruksikan bu guru.
Kemampuan motorik dan gerak, disekolah anak lebih banyak bermain dengan harapan agar gerak anak lentur dan halus. Misalnya, berlarian, menaiki tangga, menggunting, menempel, meremas- remas, dll.
Kemampuan mengenal emosi dan kehidupan sosial,meliputi kemampuan mengelola emosi, belajar berempati, memahami masalah pribadi dan helping people.
Kemampuan kognitif, anak diajarkan untuk dapat membedakan bentuk dan warna, memahami konsep ruang dan waktu, mengerti konsep besar,jumlah dan perbandingan, serta kemampuan mengingat sesuatu. Namun yang harus dilakukan adalah mengenalkan kemampuan diatas dengan menunjukkan segala sesuatu yang nyata dan bisa langsung diamati anak.

Untuk masuk ke tingkat sekolah dasar setiap anak harus memiliki tingkat kematangan yang cukup. Bagi anak- anak yang baru saja meninggalkan bangku TK, masuk ke SD rasanya sama saja seperti maju ke medan perang. Bayangkan saja, mereka harus beradaptasi dengan lingkungan sekolah yang baru, teman- teman yang baru, dan bu guru baru yang mungkin saja tidak seramah bu guru yang ada di TK. Di SD anak sudah tidak boleh ditunggui oleh orang tua, dan dalam mengerjakan tugas dikelas sudah tidak boleh dituntun oleh bu guru,kalau ada pr tidak boleh dikerjakan oleh orang tua, dan banyak hal lagi yang dialami anak. Tidak heran bahwa bulan- bulan pertama masuk kelas satu sebenarnya merupakan bulan depresi bagi anak.

Kemampuan dalam hal kognisi, sosial, skolastik dan fisik pada dasarnya bisa dilatih dengan cepat, namun lain halnya dengan kemampuan emosi. Kematangan emosi tidak bisa di “karbit” karena perkembangannya sejalan dengan pertambahan usia anak. Oleh karena itu bagi orang tua yang ingin memaksakan anaknya masuk SD padahal usianya belum cukup,akan menemukan dampak- dampak yang cukup menyulitkan bagi anak maupun orang tua.
Beberapa dampak yang sering muncul adalah:
Anak tidak mau ditinggal orang tua.
Anak tidak mandiri dan bergantung pada bantuan guru dalam menyelesaikan tugas-tugas disekolah. Padahal perhatian guru dikelas terbagi untuk anak- anak yang lain. Akibatnya anak tidak pernah sanggup menyelesaikan tugas tugas di sekolah.
Kesulitan dalam hal belajar. Kemungkinan anak mampu menyelesaikan tugas, namun karena anak sudah mengalami masa sulit di awal menyebabkan anak merasa terbebani dan kesulitan menyerap materi pelajaran.
Sulit menyesuaikan diri dengan teman- teman di kelas.
Mogok sekolah dan membolos. pada waktu tertentu anak merasa jenuh dengan kegiatan belajarnya karena beban berat dalam menyelesaikan tugas- tugas sekolah, maupun tuntutan dari orang tua yang selalu menginginkan anaknya meraih prestasi disekolah, atau ketidak mampuannya dalam membina hubungan dengan teman-temannya. Kondisi ini sering muncul ketika anak memasuki kelas tiga.
Muncul kenakalan yang bersifat dekstruktif. Ketidak mampuan anak disekolah menjadikan anak mencari pelampiasan yang bisa menarik perhatian. Sayangnya bentuk cari perhatian ini kearah yang negative. Ini terjadi karena anak ingin menunjukkan bahwa ia bisa berkuasa terhadap teman- temannya.Muncullah perilaku suka mengganggu teman, memalak, menindas teman, dll.

Kita semua tidak mau ini terjadi pada anak- anak kita bukan?mulai sekarang mungkin kita harus lebih jeli dan obyektif melihat kemampuan dan kebutuhan anak kita. Jika kita melihat anak kita belum memenuhi persyaratan emosional, tidak ada salahnya menunda usia masuk SD. Tidak perlu malu atau khawatir anak kita tertinggal dari teman- temannya yang lain. Karena langkah ini merupakan langkah terbaik yang bisa diambil. Dengan menunda waktu masuk SD, maka anak jadi punya waktu lebih untuk mengembangkan potensi dirinya dan lebih siap mengikuti pelajaran di SD.Bukankah awal yang baik akan membuka peluang bagi anak untuk lebih berprestasi disekolahnya kelak.

Untuk orang tua yang sudah terlanjur memasukkan anak kejenjang SD dalam usia yang belum matang, ada beberapa solusi yang bisa dicoba:
Tidak memberi tuntutan yang terlalu tinggi kepada anak.Banyak orang tua yang secara tidak sadar menetapkan standar tinggi untuk prestasi anaknya.Contohnya, nanti kalau kamu dapat rangking 5 besar, mama/papa akan membelikan mainan kesukaanmu. Tapi apa yang terjadi ketika anak tidak bisa mencapai target tersebut? Tidak ada hadiah maupun penghargaan atas jerih payahnya selama ini.Apa yang seharusnya ibu/bapak lakukan? Segera beri reward tanpa harus menunggu hasil “rangking 5 besar”, tetapi langsung saat anak sudah menunjukkan usaha maksimal untuk belajar. Jangan ragu memberikan pujian sekecil apapun usaha positif yang telah ia tunjukkan.
Beri motivasi terus menerus, yakinkan anak bahwa ia bisa. Kalaupun ia tidak mampu masih ada ayah dan ibu yang siap membantu.
Jadilah sahabat untuk anak. Kita dikatakan berhasil menjadi sahabat bagi anak kalau anak dengan leluasa menceritakan segala hal kepada kita tapa takut dimarahi ataupun dipojokkan. Kalau masih ada yang disembunyikan berarti kita hanya sebatas teman bagi anak.Memang susah menjadi sahabat bagi anak kita ya….. tapi tidak ada salahnya kan kalau mulai detik ini kita coba.Karena bagaimanapun anak butuh orang yang bias memahami perasaannya disaat ia merasa sedih, cemas ataupun takut.
Lakukan pendekatan personal oleh ayah. Kedekatan anak dengan ayah biasanya mampu mestabilkan kondisi emosional anak yang sedang “down”.
Pahami gaya belajar anak. Apakah anak kita style studynya visual style, auditori style atau kinestetik style.Begtu juga dengan gaya pemrosesan otak anak, apakah analitik atau holistic. Dengan memahami cara belajar anak kita, diharapkan kita dapat membantu dan lebih memahami kondisi anak saat belajar.
Jangan ragu untuk membina hubungan dengan guru disekolah. Sering berdialog dengan guru tentang kondisi anak akan sangat membantu mengatasi kesulitan anak. dikelas.Orang tua tidak bisa menyerahkan tugas mendidik anak 100% kepada guru.Ingat bahwa orang tualah pendidik anak yang utama.
Ketika semua usaha sudah dilakukan, jangan pernah berpikir hasilnya akan muncul dengan tiba- tiba. Semua mengalami proses yang cukup memakan waktu. Keberhasilan program tidak lepas dari seberapa intensifnya orang tua, guru dan orang- orang disekitar anak berusaha.


Tulisan ini terinspirasi dari beberapa sumber dan pengalaman.

Comments :

0 komentar to “KOPI PAGI "BINA KREATIF"”

SEMINAR PSIKOLOGI ( Sasaran Orang tua dan pelaku Pendidikan)

SEMINAR PSIKOLOGI ( Sasaran Orang tua dan pelaku Pendidikan)
Tujuan : Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada orang tua tentang perkembangan psikologi dan perkembangan emosional anak, sehingga bisa mencari solusi permasalahan anak dengan tepat.

"SMART Parenting Bina Kreatif Kids Care"

"SMART Parenting Bina Kreatif Kids Care"
"Sekolah yang baik adalah sekolah yang bisa meng-akumudir style dan potensi anak, jadi sekolah yang favorit menurut kebanyakan orang belum tentu baik untuk anak kita."Cuplikan dialog (Red)

KANTOR " BINA KREATIF "

KANTOR " BINA  KREATIF "
Alhamdulillah Kantor sekaligus tempat berbagi pengetahuan tumbuh kembang anak telah dioprasikan. Ingin Info lebih banyak silahkan Hubungi Management BKKC : 021 95192514 semoga banyak manfaatnya. Amin.

TEAM BINA KREATIF KIDS CARE

TEAM  BINA KREATIF KIDS CARE
Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan masing - masing , tugas kita sebagai orang tua hanyalah membimbing , mengarahkan dan mendidiknya dengan baik. Kesabaran dalam mengasuh anak adalah kunci utama keberhasilan menjadikan anak - anak yang hebat , berakhlaq dan cerdas.
 

INFO 2009

INFO  2009

CONSULTING INFORMATION

CONSULTING  INFORMATION

INGIN KONSULTASI PSIKOLOGI

INGIN  KONSULTASI PSIKOLOGI