OBROLAN PAGI ala Kak Win

Rahasia si “ Enam ” tahun
Kenapa Usia 6 Tahun anak baru siap masuk Sekolah Formal ( Sekolah Dasar ). Berdasarkan teori kematangan ternyata diusia 6 tahun itu perkembangan daya nalar , daya pikir dan kematangan emosional anak mulai berkembang selaras dan saling berkaitan , sehingga bisa ditarik benang merah sedikit bahwa diusia itulah mulai menampakkan kematangan berfikir dan kematangan emosional ( Pengendalian diri terhadap permasalahan yang dihadapi anak dan perlahan – lahan tanggung jawab anak mulai muncul ).
‘N Than…… bahwa Kurikulum Sekolah Dasar memang dirancang untuk daya pikir , daya nalar dan kematangan emosional usia diatas “enam” tahun, Jadi sangat mungkin ketika anak usianya belum matang alias kurang dari 6 tahun bisa dipastikan mengalami banyak hambatan : bisa hambatan konsentrasinya , akademisnya maupun emosionalnya.
Nah , Untuk para Orang tua yang memiliki anak kurang dari 6 tahun…. Hati – hati saja deh.. kalau bisa dimatangkan dulu , alias masuk Es De - nya ditunda dulu……
Untuk sekedar gambaran saja , dari pengalaman saya menghadapi dan mengamati perkembangan emosional anak yang mungkin baru 13 “Thirdteen” berkecimpung didunia anak – anak ternyata memang banyak hal – hal yang bisa dijadikan pedoman memasukkan sekolah.
Pertama : Menyekolahkan putra – putri anda tidak usah terburu – buru apalagi sampai – sampai anak belum memasuki usia pra sekolah atau taman bermain … eh..ternyata si Ortu terburu – buru memilihkan tempat beraktivitas yang baik ( alias sekolah PeGe atau TeKa yang mungkin tidak memadai untuk aktivitas explorasi anak) ..… akibatnya ????? bisa ditebak berandai – andai bahkan menganggap anaknya sudah kelamaan sekolah ‘n dianggap sudah bosan , trus akhirnya 50% alias setengah memaksakan anak. Katanya, ”Anak kami sudah bosan di TeKa dan katanya diajak ke EsDe anaknya mau sekolah disitu..he..he..…..” yaaa Okelah..kalau begitu.
Kedua : Kalau belum enam tahun tidak perlu terburu – buru memasukkan putra – putrinya ke EsDe. Kata si Ortu sih : “Lho…. Kan bangga mas …kalau masuk sekolah lebih muda…….!!!!!” ( Apanya yang di banggakan kalau pada akhirnya anak menemukan banyak masalah di sekolahnya… Mulai kesulitan belajar… tambah emosional… nggak konsen…. ‘n basih berjubel masalah mengantri di kepala anak…) Kalau sudah begitu siapa yang disalahkan “ So Pasti bakal terjadi KETEGANGAN saat belajar , terdengar lengkingan suara yang tinggi kalau anak menjawab salah berulang – ulang……atau mungkin anak jadi malas atau takut kalau mau belajar… “habisnya kalau belajar Ortu mesti marah – marah melulu..” kata sianak. He…heeee…….. Capek dech…..
Ketiga : Ternyata kematangan anak laki – laki dan perempuan berbeda lho.…….. Dari penelitian , pengamatan ‘n pengalaman ternyata anak laki – laki matang ke EsDe rata – rata diatas 6.5 tahun, kalau anak perempuan ternyata 6.2 tahun…… Nah kalau putra – putri kita usianya sudah lebih dari itu…. Pasti dech… lebih asyik disekolahnya.
Coba ikuti Ilustrasi ini……… kedepan tantangan jaman untuk anak – anak kita jauh lebih berat , apalagi tantangan globalisasi tekhnologi…Internet , tayangan TV kabel , Games On line , Ef Be , deelel. Kan anak – anak kite jadi mudah terhasut dan terpengaruh dengan hal – hal seperti itu… yanggaak…….. Coba sekarang dijawab. “Pilaih mana , Punya suami yang matang atau yang setengah matang?...hehe…. pasti pingin punya suami yang matang donk…. Emang mau dirujak setengah matang….”
Nah sekarang anak laki – laki kita kan kedepanya bakal jadi anak dewasa ,…… ‘n gimana kalau anak – anak kita dewasanya nanti kurang matang……. Lalu gimana nantinya kalau dia harus jadi kepala rumah tangga …. Kan harus matang juga…… MAKANYA….. biarkan nanak laki-laki matang dulu biar gedenya juga matang…kan enak……
Contoh Kasus :
Baru – baru ini mulai banyak keluhan diri guru – guru EsDe kelas enam , terutama pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam alias IPA , nah… pada bab “Alat – alat Reproduksi” anak – anak mulai muncul tuh , pemikiran – pemikiran negative…… ( pernah ada seorang siswa yang bertanya “Gimana membuat anak”) Spontan guru terperangah ( Apalagi bu Guru / Pak Gurunya masih lanjang ) , lalu para guru pun mencoba menjelaskan , tetapi apa katanya anak …… “Dari pada susah – susah belajar dan menerangkan lebih asyik nonton VCD nya saja ..kan lebih jelas”.
Karena dirasa janggal anak – anak akhirnya di interogasi alias dipanggil satu persatu…… dan ternyata dengan jujur anak menjawab “ Saya Pernah Noton Film Blue”.
Menurut psikolog ini sangat menarik dipelajari ……………….. dan ternyata…. ( Lagi – lagi orang tua kita tanyai tentang putra – putrinya ). Ada dua pertanyaan yang diajukan :
1. “ Bagaimana perilaku – putra – putri anda dirumah? Jawaban ortu “ Putra – putri kami semua baik – baik dan masih dalam keadaan aman – aman saja”.
2. “ Tahukah Bapak / Ibu kalau putra – putri anda sampai kelolosan Nonton Film Blue?” Jawaban Ortu… “ Ah… mana mungkin anak kami berbuat seperti itu … padahal kami sudah mengawasinya setiap saat…!!!!!!!...pokoknya tidak mungkin terjadi pada anak – anak kami.”
Bapak – Ibu , Papa-mama , Ayah –Bunda ,…… sadarlah bahwa kita ini tidak mungkin mengawasi putra – putri kita 24 JAM , “kayak Dokter Jaga saja.” Buktinya begitu kita lengah mereka terseret ARUS SUNAMI negative. Begitu patuhnya putra – putri kita di rumah , eh… ternyata diluar anak kita tidak bisa memfilter Informasi negative. Kalau sudah begini SIAPA YANG SALAH ???????
Dan yang lebih mencemaskan lagi ternyata anak – anak kelas 5 EsDe saja juga sebagian pernah melakukan hal yang sama……… Duh…duuuuuhhhhhhh….mau jadi apa anak – anak kita ini …….
Bapak – Ibu , Papa-mama , Ayah –Bunda ,…… ternyata setelah di evaluasi , diteliti dan dicermati anak – anak yang mudah terseret ARUS GLOBALISASI negative 90 % mereka – mereka ini masuk sekolah / disekolahkan Ortunya dengan usia yang “ BELUM MATANG”. Kata Si Anak… “ Ah… bosen belajar terus …capek… mendingan cari hiburan yang lebih asyik.” Ya….ada yang facebook – kan , games online –nan, atau sekedar iseng nonton BeEf.
Belum lagi kejadian Sweeping Internet yang baru – baru ini dilakukan para aparat,….e..e… ternyata yang terjaring juga anak - anak remaja yang memang dari awalnya kurang matang bersekolah , yang akhirnya…. Jadi muncul sensasi – sensasi negative .
“ Coba kau renungkan….. coba kau pikirkan ….bagaimana kalau…… anak – anak jadi berantakan………” “ Coba kau renungkan….. coba kau pikirkan ….bagaimana kalau…… anak – anak bebas internatan………” “ Coba kau renungkan….. coba kau pikirkan ….bagaimana kalau…… anak – anak nonton Begituan………” “ Coba kau renungkan….. coba kau pikirkan ….siapa sekarang yangharus disalahkan………”
He…he… kok jadi nyanyi sih……. Tapi tolong donk DIRENUNGI !!!!!!! Kalau nasi sudah jadi bubur , harus diolah jadi bubur ayam yang tetap enak rasanya…..
( Ternyata kejadian ini banyak ditemui juga oleh temen – temen yang menekuni dan berkecimpung didunia anak – anak )
NB : Mengapa Usia “Enam” tahun Menjadi Penting …….
Sebuah Ilustrasi sederhana.
Anto Seorang anak Kelas 2 disebuah sekolah Full day school di Jakarta saat ini mulai sering marah – marah tanpa sebab , yang jelas disamping itu ia seringkali malas – malasan belajar , banyak alasan dilontarkan , mulai dari capek , mau nonton dulu atau mau beraktivitas yang lain dulu dan masih banyak lagi alasannya. Satu permasalahan seperti berikut ini :
Suatu sore Anto sedang asyik bermain mobil – mobilan yang minggu lalu baru dibelikan ayahnya dari Malaysia, tiba – tiba ia dipanggil ibunya :
“ Anto !!! “ seru sang ibu dari ruang keluarga sambil membawa lembaran kertas berisi jadwal ulangan semester ganjil SD kelas 2 anaknya.
“ Iya Bu….. sebentar.” Jawab Anto masih sambil asyik bermain mobil – mobilan.
“ Anto….. cepat kesini ….. Ibu juga penting !!!” tegas sang ibu sambil membaca urutan jadwal materi pelajaran yang diujikan.
“ Sebentar …. Kenapa sih Bu….. kan Anto lagi main mobil – mobilan.” Jawab Anto sambil menghampiri ibunya .
“ Lihat ini. Besuk pagi kamu mau ujian semester… Sekarang kamu harus belajar!!!”. Tegas ibu.
“ Sudah sekarang belajar dulu …. Besuk bermainnya dilanjutkan lagi.” Tambah ibu sambil memberikan buku – buku untuk dipelajari anaknya.
Akhirnya dengan berat hati Anto belajar ditemani ibunya…………………
Kejadian semacam ini seringkali terjadi , bahkan anak belum sempat mengemukakan alasan – alasannya. Apalagi kalau didapati nilai anaknya kurang , pasti akan lebih serius lagi control terhadap anaknya.
Apa sebenarnya yang sedang terjadi pada anak , dan apa yang sedang dialami orang tuanya.
“ BIJAKSANA” Itulah kata yang semestinya ada pada semua orang tua. Mari kta coba telusuri satu persatu.
1. SUDUT PANDANG KONSENTRASI.
Dari hasil penelitian , survey dan literature ternyata anak usia 6 tahun rata- rata memiliki kemampuan berkonsentrasi kurang lebih 10 menit setiap jamnya. Jadi dalam 24 jam seorang anak mampu berkonsentrasi selama kurang lebih 240 menit atau 4 jam.
Sekarang kita lihat kenyataannya.
• Anak sekolah yang biasa , rata – rata memerlukan waktu belajar dari jam 07.00 sampai jam 10.00. Berarti anak melakukan aktivitas formal kurang lebih 3 jam , artinya anak masih memiliki waktu kurang lebihnya 1 jam untuk belajar dirumah ( mengerjakan PR , atau Kursus – kursus yang dijalani anak ).
• Anak sekolah Full day , rata – rata memerlukan waktu belajar dari jam 07.00 sampai dengan jam 14.00. Berarti anak melakukan aktivitas formal kurang lebih 7 jam , artinya dalam setiap hari anak mengalami devisit waktu formal 3 jam setiap harinya. kalau demikian apa yang harus dilakuan oleh anak dan orang tua dirumah , haruskah anak masih belajar dirumah ???? atau masih sempatkah anak mengikuti les tambahan pelajaran.

2. SUDUT PANDANG WAKTU BERMAIN
Seorang anak memang sangat memerlukan banyak waktu untuk bermain , bahkan dalam sebuah teori Emosional anak , ternyata sampai umur 7 tahun 70 – 80 % dunianya bermain, ini artinya sebagian besar waktu anak adalah bermain. Lalu bagaimana kalau waktu bermain anak menjadi berkurang ?????? ( tentu jawabannya sederhana “anak menjadi tidak setabil emosionalnya” )
Atau bagaimana sih mestinya anak bermain itu ???
Kata “BERMAIN” identik dengan sepontanitas anak melakukan aktivitas yang menyenangkan sesuai dengan tingkatan usianya.
Lalu apakah Anak disekolah jam istirahat itu juga bermain ????
Jawabnya bermain disekolah kategori masih dalam batasan waktu formal , sehingga bermain jam istirahat sekolah belum termasuk kategori bermain, Kenapa??? karena tidak spontanitas anak.
Sebuah ilustrasi :
“ Anda ditempat kerja ingin beristirahat di sofa ruangan kerja anda pada waktu jam istirahat , semisal anda tidur – tiduran . Yang jadi pertanyaan seandainya anda tidur – tiduran dirumah anda sendiri , Mana yang lebih enak anda rasakan , Apakah tidur – tiduran di sofa kantor atau tidur – tiduran dirumah ???”
Seorang ahli psikologi anak mengatakan “ Sekarang silahkan bermain…. atau Yuk….bermain yuk….atau sekarang sudah waktu istirahat silahkan bermain !!!” Ungkapan diatas menurutnya bukan kategori bermain untuk anak , karena tidak “SPONTANITAS”
Nah sekarang kembali lagi pada permasalahan bermain . Sudah cukupkah waktu bermain anak – anak kita ??????
Memilihkan sekolah yang tepat untuk anak bukanlah pekerjaan yang mudah , salah menentukan bisa berdampak negatif untuk perkembangan anak – anak kita. Untuk itu perlu di fahami Kesiapan EMOSIONAL dan kesiapan AKADEMIK – nya. Kalau hanya salah satunya saja tentu kurang seimbang., Bisa jadi anak sangat labil dan sensitive diusia remaja atau dewasanya nanti.
A. Kesiapan Emosional. Artinya anak mampu menghadapi permasalahan – permasalahan emosional yang dihadapi , sehingga anak mampu mengendalikan diri secara optimal. Dua hal persyaratan misalnya :
• Usia anak lebih dari 6 tahun
• Mampu berkomunikasi aktif , terutama hal-hal yang menyangkut dirinya.

B. Kesiapan Akademik. Artinya anak mampu menyelesaikan permasalahan – permasalahan yang terkait dengan akademik ( Sesuai tahapan Usia anak ), terutama kesiapan daya pikir dan penalaran anak.
• Verbal :
Mempu mengenal , membedakan dan mengucapkan huruf
Mampu merangkai beberapa huruf menjadi beberapa suku kata
mampu mambaca dua suku kata sederhana.
• Logika :
Mampu mengenal , membedakan dan mengucapkan anka – angka
Mampu mengerjakan penjumlahan dan pengurangan sederhana ,
Dua hal tersebut tentunya belum sepenuhnya menjamin anak siap , masih banyak hal – hal yang perlu difahami oleh orang tua dalam memilihkan sekolah untuk anak.
PERMASALAHAN :
1. Bagaimana kalau usia anak kurang dari 6 tahun.
2. Bagaimana Kalau terlanjur , sedangkan usia anak masih kurang.
3. Bagaimana memilih sekolah yang tepat untuk anak – anak kita Sekolah biasa atau Sekolah Full day.
4. Apa yang harus dilakukan orang tua ?????
5. Dan masih banyak lagi permasalahan – permasalahan yang belum terjawab.
Untuk tahu jawabannya ikuti program “ Exclusive Bina Kreatif ”
1. Parenting Course
2. Children Psychology Test
3. Basic Personality test ( Parents Psychology test )
4. Family Consulting
INFORMASI : TELP : 021 87987089 HP : 08151853874 ( WIWIN , DEVI , NURUL )
Note : Nara Sumber Akhir Winardi , Master Psi.
Bina kreatif , April 2010
Sebuah renungan dari Kak Wien yang mencintai dunia anak – anak.

SEMINAR PSIKOLOGI ( Sasaran Orang tua dan pelaku Pendidikan)

SEMINAR PSIKOLOGI ( Sasaran Orang tua dan pelaku Pendidikan)
Tujuan : Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada orang tua tentang perkembangan psikologi dan perkembangan emosional anak, sehingga bisa mencari solusi permasalahan anak dengan tepat.

"SMART Parenting Bina Kreatif Kids Care"

"SMART Parenting Bina Kreatif Kids Care"
"Sekolah yang baik adalah sekolah yang bisa meng-akumudir style dan potensi anak, jadi sekolah yang favorit menurut kebanyakan orang belum tentu baik untuk anak kita."Cuplikan dialog (Red)

KANTOR " BINA KREATIF "

KANTOR " BINA  KREATIF "
Alhamdulillah Kantor sekaligus tempat berbagi pengetahuan tumbuh kembang anak telah dioprasikan. Ingin Info lebih banyak silahkan Hubungi Management BKKC : 021 95192514 semoga banyak manfaatnya. Amin.

TEAM BINA KREATIF KIDS CARE

TEAM  BINA KREATIF KIDS CARE
Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan masing - masing , tugas kita sebagai orang tua hanyalah membimbing , mengarahkan dan mendidiknya dengan baik. Kesabaran dalam mengasuh anak adalah kunci utama keberhasilan menjadikan anak - anak yang hebat , berakhlaq dan cerdas.
 

INFO 2009

INFO  2009

CONSULTING INFORMATION

CONSULTING  INFORMATION

INGIN KONSULTASI PSIKOLOGI

INGIN  KONSULTASI PSIKOLOGI