KOMUNIKASI EFEKTIF

Bina Kreatif Talk About ……

KOMUNIKASI EFEKTIF

ORANG TUA DENGAN GURU

Disusun oleh: Tim BINA KREATIF

Hari itu kami berada di sebuah sekolah dibilangan Jakarta Timur. Kebetulan kami mendampingi Pak Winardi dalam suatu sesi konsultasi. Seorang ibu mengeluh tentang minimnya peran guru dalam mendidik anaknya di sekolah.” Masa anak saya sudah 4 bulan sekolah disini belum satupun diajarkan membaca dan menulis, setiap hari hanya bermain- main dan menggambar melulu…” Pak Win kok bu Guru tidak perhatian ya sama anak saya, kalo dikelas anak saya di cuekin. Gurunya cuma memperhatikan anak lain”. “ Pak, sebelum anak saya sekolah ia anak yang rajin belajar, tapi setelah sekolah kok malah malas belajar, lebih suka bermain. Apalagi dikelas jadi agresif suka memukul temannya. Apa karena kurang perhatian dari gurunya ya?” yang tidak kalah seru banyak ibu guru yang akhirnya mengeluh, “Pak, mamanya si Ade(nama samaran) minta supaya saya beginilah, begitulah, belum lagi anaknya susah diatur!”

Sebenarnya pokok permasalahannya dimana sih?

Mungkin kita harus mengupas kembali tentang bagaimana sih sebenarnya proses belajar mengajar di TK. Taman Kanak- Kanak atau TK sebenarnya adalah suatu tempat yang memang didisain untuk bermain. Ya…… namanya juga Taman bukan Sekolah. TK merupakan wadah untuk mempersiapkan anak memasuki jenjang Sekolah Dasar. Anak dipersiapkan mentalnya, motorik, konsentrasi, kondisi emosional, bersosialisasi,kemandirian dan daya pikirnya. Nah karena usia TK merupakan fase eksplorasi yang lebih banyak mengandalkan gerakan maka pada usia ini anak lebih suka bermain. Oleh sebab itu kurikulum di TK dibuat sedemikian rupa sehingga mengakomodasi kepentingan anak akan bermain. Banyak TK yang memiliki misi dan visi belajar sambil bermain. Namun pada kenyataannya misi ini bergeser kearah lebih banyak belajarnya dibanding porsi untuk bermain.

Bermain bagi anak usia prasekolah juga adalah media untuk belajar. Anak belajar mengidentifikasi dan mengelola emosi, suatu pelajaran paling mendasar dalam kehidupan. Anak belajar berbagi dengan sesama , bersosialisasi, mengasah empati, dsb. Sebuah penelitian juga menemukan bahwa anak yang dibiarkan bermain secara alami memiliki tingkat depresi yang rendah. Ini menunjukkan bahwa bermain bagi anak prasekolah dapat menurunkan hormon stress. Banyak sekali kita temui orang tua yang merasa rugi kalau anaknya hanya bermain saat disekolah. Mereka menutut anaknya bisa membaca, menulis dan berhitung serta memiliki academic skill yang tinggi.”Lho…….saya kan masukin anak saya di TK supaya gampang masuk SD favorit dan mudah mengikuti pelajaran di SD kelak” bahkan kami pernah menemui orang tua yang tidak mau menyekolahkan anaknya di TK dengan alas an rugi, karena disekolah banyak mainnya ketimbang belajar. Pendapat yang demikian tentu saja salah.

Tugas pengasuhan anak dan pendidikan anak yang paling utama sebenarnya adalah di rumah. Keluarga adalah teladan bagi anak untuk mempelajari segala sesuatu baik yang bersifat akademis maupun non akademis, yang bersifat verbal maupun non verbal. Orang tualah yang bisa bertindak sebagai observer,guru,pengasuh,dan pendidik yang baik bagi anak anaknya. Orang tua paling tahu sifat dan karakter anak,kelebihan dan kekurangan anak sehingga sebagai orang yang pertama paham bagaimana cara memperlakukan anak. Pola asuh yang diterapkan orang tua di rumah secara tidak langsung akan berimbas ke lingkungan sekolah.

Lalu bagaimana agar terjadi keselarasan antara pendidikan anak di sekolah dan dirumah? Yang paling penting adalah adanya komunikasi yang baik antara pihak sekolah terutama guru kelas dengan orang tua.

Tugas pendidikan anak tidak bisa dibebankan sepenuhnya ke sekolah. Memasukkan anak kesebuah sekolah tidak seperti menitipkan bahan kain ke penjahit yang setelah menjadi sebuah baju bisa langsung dipakai. Begitu orang tua memutuskan akan memasukkan anaknya ke sebuah sekolah, saat itu pula sudah ada komunikasi antara sekolah dan orang tua. Pihak sekolah sudah harus terbuka mengenai materi pelajaran, sistem pengajaran dan fasilitas apa saja yang akan diberikan selama kegiatan sekolah berlangsung. Pihak sekolah bertanggung jawab untuk memberikan cara- cara belajar kepada anak- anak dan orang tua bertanggung jawab membantu belajar anak dan memberi motivasi kepada anak.

Dibutuhkan kerjasama yang baik antara orang tua dan sekolah. Mungkin kerjasama yang diharapkan tidak mudah untuk dilaksanakan. Hal ini bisa saja karena keterbatasan waktu pertemuan guru dengan orang tua bisa karena kedua orang tua bekerja ataupun karena faktor orang tua tunggal.

Orang tua perlu mengetahui target pencapaian pendidikan disekolah, untuk kemudian berkolaborasi dengan guru mendorong anak mencapai target yang diinginkan. Contoh sederhana seperti yang dialami Anti (nama samaran) seorang murid TK B. Sudah 3 bulan bersekolah Anti masih “pipis” didalam kelas. Bu guru sudah meminta Anti untuk memberitahu bu guru jika ingin BAK. Tapi rupanya himbauan bu guru tidak membuat Anti langsung melaksanakan intruksi bu guru. Karena kemandirian merupakan target pencapaian di TK maka bu guru tidak bisa berusaha seorang diri. Guru dapat mengkomunikasikan hal tersebut kepada orang tua dan bersama sama mencari jalan keluar permasalahan tersebut. Setelah ditelusuri ternyata sang mama termasuk orang yang over protective kepada Anti. Segala sesuatu harus mama yang membantu. Ketika mama tidak ada Anti seperti kebingungan harus minta tolong sama siapa. Anti malu minta tolong sama Bu Guru. Anti mengalami krisis percaya diri. Sedikit demi sedikit mama mendorong Anti untuk lebih mandiri di rumah. Bu Guru pun lebih intensif melakukan pendekatan personal ke Anti. Sesekali Bu Guru berkunjung ke rumah Anti. Akhirnya sedikit demi sedikit rasa percaya diri Anti mulai muncul. Bahkan akhirnya Bu Guru senang karena Anti sudah berani mengungkapkan keinginan dan perasaan kepada Bu Guru. Suatu pencapaian yang tentu saja melebihi target yang diinginkan.

Ayah ibu………,harus diakui Guru di sekolah tidak mempuyai cukup waktu untuk mengoptimalkan setiap aspek kecerdasan anak. Dengan waktu belajar yang singkat dan jumlah murid yang harus ditangani. Untuk itulah kerjasama yang sinergis antara orang tua dan guru harus ditingkatkan.

Sekolah yang baik perlu menerima secara terbuka saran dan kritikan dari orang tua. Karena dengan adanya saran maupun kritikan dari para orang tua menandakan para orang tua peduli terhadap proses pendidikan disekolah tersebut.

===== Bina Kreatif =====

SEMINAR PSIKOLOGI ( Sasaran Orang tua dan pelaku Pendidikan)

SEMINAR PSIKOLOGI ( Sasaran Orang tua dan pelaku Pendidikan)
Tujuan : Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada orang tua tentang perkembangan psikologi dan perkembangan emosional anak, sehingga bisa mencari solusi permasalahan anak dengan tepat.

"SMART Parenting Bina Kreatif Kids Care"

"SMART Parenting Bina Kreatif Kids Care"
"Sekolah yang baik adalah sekolah yang bisa meng-akumudir style dan potensi anak, jadi sekolah yang favorit menurut kebanyakan orang belum tentu baik untuk anak kita."Cuplikan dialog (Red)

KANTOR " BINA KREATIF "

KANTOR " BINA  KREATIF "
Alhamdulillah Kantor sekaligus tempat berbagi pengetahuan tumbuh kembang anak telah dioprasikan. Ingin Info lebih banyak silahkan Hubungi Management BKKC : 021 95192514 semoga banyak manfaatnya. Amin.

TEAM BINA KREATIF KIDS CARE

TEAM  BINA KREATIF KIDS CARE
Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan masing - masing , tugas kita sebagai orang tua hanyalah membimbing , mengarahkan dan mendidiknya dengan baik. Kesabaran dalam mengasuh anak adalah kunci utama keberhasilan menjadikan anak - anak yang hebat , berakhlaq dan cerdas.
 

INFO 2009

INFO  2009

CONSULTING INFORMATION

CONSULTING  INFORMATION

INGIN KONSULTASI PSIKOLOGI

INGIN  KONSULTASI PSIKOLOGI