KEDEKATAN ORANG TUA

Pertemanan orang tua – anak
KEDEKATAN TANPA BATAS
DAPAT MENJERUMUSKAN ANAK


Dekat dengan anak dapat diperoleh dengan cara berteman dengan anak. Keinginan orang tua untuk merasa dekat dengan anak didasarkan pada kenyataan bahwa mereka mempunyai hubungan yang berjarak dengan orang tuanya pada masa kecil dulu. Akibatnya anak menjadi tidak mempunyai keberanian untuk mengeksplorasi lingkungannya. Namun di masa sekarang ini untuk berteman dengan anak hingga merasa dekat tidak semudah mengucapkannya. Kesibukan kedua orang tua mencari nafkah, membuat mereka harus pandai mengatur waktu luang. Sayangnya, dalam pemanfaatan waktu ini banyak orang tua yang terjebak untuk mengikuti semua keinginan anak. Semua ini dilakukan agar si anak merasa senang dan ingin mencuri simpati anak. Hal ini bisa juga manifestasi rasa bersalah dari orang tua karena meninggalkan anak untuk bekerja. Yang terjadi akhirnya hubungan pertemanan yang tanpa batas. Padahal hal ini berdampak pada hilangnya respek dan wibawa orang tua.
Lalu apa yang harus dilakukan orang tua agar tidak terjebak pada pertemanan tanpa batas ini?
Berteman seharusnya adalah hubungan yang seimbang dan sejajar. Kedua hal itu menyebabkan orang tua harus menanggalkan “pekerjaan” sebagai orang tua seperti melindungi, mengajar, mendidik, menerapkan disiplin. Sementara anak juga membutuhkan orang yang lebih tua, yang lebih bijaksana dan membutuhkan perasaan aman saat dibawah bimbingan orang tua. Itulah sebabnya orang tua diharapkan jangan membawa konsep berteman terlalu jauh karena anak juga membutuhkan orang tua untuk membimbing,mengajar dan melindunginya.

Berteman dengan anak membutuhkan kiat- kiat tersendiri. Ada beberapa hal yang patut diperhatikan dan dilakukan orang tua, yaitu:
1. Memahami kebutuhan anak. Caranya dengan melihat keberadaan anak sesuai usianya. Misalnya pada anak usia 3 tahun , apa saja kebutuhannya baik dari sudut sosial, emosi dan intelegensi.
2. Mengetahui sifat, watak dan karakter anak. Ini penting karena orang tualah yang paling dekat dengan anak. Apa kecenderungan anak, apakah tipe ekstrovert atau introvert. Orang tua juga perlu mengetahui tipologi gaya belajar anak apakah visual, kinestetik atau auditif. Cara belajar ini mempengaruhi perkembangan kepribadian anak,karena belajar merupakan proses perubahan tingkah laku. Sementara kepribadian merupakan proses akumulasi psikofisik yang terwujud dalam perilaku. Karena itu orang tua perlu memahami proses belajar anak untuk mengembangkan kepribadiannya.
3. Berempati dan bersimpati pada anak. Anak yang memiliki hari- hari aktif tentu juga mengalami stress, sehingga diperlukan empati dan simpati orang tua dalam berkomunikasi.
4. Melihat dari perspektif anak. Orang tua jangan hanya mengatur, menyoroti dan melarang anak. Anak mempunyai pandangan yang berbeda dengan orang tua, karena pengalaman dan pengetahuannya belumlah sebanyak orang tua. Oleh sebab itu cobalah memahami anak dengan komunikasi yang hangat. Cara ini sangat efektif untuk mengubah perilaku anak. Misalnya, saat orang tua ingin melarang anaknya menonton film yang banyak adegan kekerasannya, maka orang tua juga harus ikut nonton dan mencari tahu apa yang membuat anak tertarik menonton film tersebut.
5. Menurunkan level. Tempatkan posisi orang tua sama dengan anak tidak hanya secara fisik tapi juga gaya bahasa dan isi pembicaraan. Anak akan merasa bahwa orang tuanya bukan orang yang powerful. Ini memungkinkan anak tampil apa adanya. Dengan cara ini komunikasi pun bisa berjalan.
6. Tetap tegas pada aturan.Aturan tetaplah aturan, harus tetap disampaikan pada anak. Jangan melemah karena suatu situasi. Tetap konsisten agar anak tidak bingung dan mempergunakan kesempatan. Jangan takut melihat anak sedih, kecewa, menangis dan merajuk, karena anak juga perlu merasakan negative feelings.
Berbagai manfaat diperoleh orang tua dan anak setelah hubungan yang dekat terjalin antara lain :
1. Anak menjadi lebih terbuka pada orang tua dan berani tampil apa adanya.
2. Dari hubungan pertemanan ini anak jadi lebih mengerti perasaan orang tuanya atas apa yang diperbuatnya. Jadi semua keinginan orang tua dapat ditangkap oleh anak. Kalau anak berbuat baik, itu bukan karena takut tapi karena ia tahu bahwa perbuatannya itu dapat menyenangkan orang lain dan dirinya sendiri.
3. Hubungan yang dekat ini membuat anak lebih mudah mengimitasi perilaku orang tuanya. Ini memudahkan orang tua mengajarkan perilaku kepada anak.
4. Anak lebih peka terhadap bahasa emosi yang disampaikan orang tuanya.
Yng penting orang tua paham peran sebagai pendidik, sumber kasih sayang, pengasuh, dan pemberi perlindungan, tidak lupa memberikan peraturan dan disiplin.
Anak yang dirumah terbiasa “selalu senang” ini dan segala keinginannya selalu dituruti akan mengalami masalah saat berada disekolah nanti.Akan terjadi benturan ketika aturan di kelas dan di rumah bertemu. Adanya benturan ini membuat anak melihat ambivalensi, antara apa yang didapat dirumah dengan disekolah. Misalnya anak yang dirumah terbiasa dibantu dan menyuruh maka ketika di sekolah menemukan kesulitan, maka ia tidak dapat mengerjakan sendiri. Ibu guru yang paham biasanya meminta anak mengerjakan sendiri sambil mengajari. Masalah lain yang timbul bila anak tetap tidak berubah saat bertemu teman- temannya. Ia akan dijauhi oleh teman- teman.. Hal yang paling menyakitkan bagi seorang ank adalah apabila terjadi reaksi penolakan(rejection) dari teman- temannya. Akibatnya anak tidak mau sekolah. Apakah anak bisa cepat berubah atau tidak maka tergantung pada ketahanan emosional anak tersebut.
Untuk menyelesaikan masalah biasanya sekolah melakukan home visit. Tapi inipun tergantung pada manajemen sekolah apakah bersifat modern atau tradisional.
Pola interaksi anak dengan orang tua juga merupakan contoh bagi anak untuk berinteraksi dengan orang dewasa lain. Kalau dengan orang tua terlalu bebas, cara bicara bebas, tidak punya tata karma, sopan santun, mudah melawan tapi bukan argumentative anak akan jadi pembangkang. Dan orang lain belum tentu bisa menerima hal ini.
Semoga bisa menjadi bahan renungan ……

Bina Kreatif 2008
Info Konsultasi ( 021 ) 87987089 Sdri DEVI

Comments :

0 komentar to “KEDEKATAN ORANG TUA”

SEMINAR PSIKOLOGI ( Sasaran Orang tua dan pelaku Pendidikan)

SEMINAR PSIKOLOGI ( Sasaran Orang tua dan pelaku Pendidikan)
Tujuan : Memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada orang tua tentang perkembangan psikologi dan perkembangan emosional anak, sehingga bisa mencari solusi permasalahan anak dengan tepat.

"SMART Parenting Bina Kreatif Kids Care"

"SMART Parenting Bina Kreatif Kids Care"
"Sekolah yang baik adalah sekolah yang bisa meng-akumudir style dan potensi anak, jadi sekolah yang favorit menurut kebanyakan orang belum tentu baik untuk anak kita."Cuplikan dialog (Red)

KANTOR " BINA KREATIF "

KANTOR " BINA  KREATIF "
Alhamdulillah Kantor sekaligus tempat berbagi pengetahuan tumbuh kembang anak telah dioprasikan. Ingin Info lebih banyak silahkan Hubungi Management BKKC : 021 95192514 semoga banyak manfaatnya. Amin.

TEAM BINA KREATIF KIDS CARE

TEAM  BINA KREATIF KIDS CARE
Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan masing - masing , tugas kita sebagai orang tua hanyalah membimbing , mengarahkan dan mendidiknya dengan baik. Kesabaran dalam mengasuh anak adalah kunci utama keberhasilan menjadikan anak - anak yang hebat , berakhlaq dan cerdas.
 

INFO 2009

INFO  2009

CONSULTING INFORMATION

CONSULTING  INFORMATION

INGIN KONSULTASI PSIKOLOGI

INGIN  KONSULTASI PSIKOLOGI